Alasan Sofian Eks Rektor UGM Tarik Ucapan soal Kuliah & Ijazah Jokowi

Viral
0 0
Read Time:2 Minute, 35 Second

bukaportal.com – Sempat viral, mantan Rektor UGM periode 2002–2007, Prof. Dr. Sofian Effendi, sempat memberikan pernyataan kontroversial terkait riwayat kuliah dan ijazah Presiden Joko Widodo. Namun, ia akhirnya menarik semua ucapannya. Lantas, apa alasan Sofian melakukan itu?

Kronologi Pernyataan Awal dan Viral di YouTube

Prof. Sofian muncul di kanal YouTube “Langkah Update” pada 16 Juli 2025 bersama pakar digital forensik Rismon Hasiholan Sianipar. Di sesi tersebut, ia menyebut bahwa Jokowi belajar di UGM namun tidak lulus, bahkan sempat menyebut IPK rendah dan skripsinya diragukan validitasnya.

Menurut Sofian, ia merasa pembicaraan tersebut bersifat internal, hanya untuk kalangan alumni UGM dari Aceh hingga Kalimantan, dan tidak menyangka direkam secara live streaming. Hingga kemudian, potongan video tersebar luas dan menggiring wacana sengit, memicu respon keras dari pihak UGM dan publik, termasuk isu hukum terkait tuduhan fitnah.

Popularitas video ini tersaji via YouTube dan media arus utama, termasuk KompasTV , sehingga memaksa Sofian mengambil langkah strategis: menarik dan mencabut pernyataannya.

Alasan Sofian Tarik dan Cabut Ucapan

Pembicaraan dianggap internal

Sofian menegaskan bahwa ia tidak bermaksud menyebar isu ke publik. Ia mengira ini hanya dialog ringan antar alumni, bukan bahan media massa.

Tidak memiliki bukti kuat

Ia menyatakan tidak punya dokumen atau verifikasi resmi soal status akademik Jokowi: “Kalau ditanya (ijazah Jokowi asli atau palsu) saya juga belum punya bukti”.

Kekhawatiran dampak hukum dan reputasi

Sofian mengaku tak diintimidasi, tapi keluarganya khawatir bila suatu kelompok mengancam melaporkan secara pidana karena fitnah. Ia juga berharap ini tidak merusak nama baik UGM: “perpanjang bakal merugikan UGM dan persatuan bangsa”.

Respons UGM dan Klarifikasi Akademik

UGM langsung bereaksi. Sekretaris Universitas, Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa, menegaskan data akademik Fakultas Kehutanan membuktikan Jokowi lulus, dengan nomor mahasiswa jelas sejak tahun 1980 hingga yudisium 5 November 1985.

UGM menyayangkan opini tidak berdasar dari Sofian yang bisa membawa konsekuensi hukum. Mereka menegaskan siap menyediakan data hanya jika diminta aparat penegak hukum, sesuai regulasi perlindungan data pribadi.

Pernyataan Sofian dibantah habis-habisan, termasuk Bantahan resmi menekankan bahwa Jokowi memang alumnus Fakultas Kehutanan dan dokumen akademiknya valid dan asli.

Detil Surat Pencabutan Sofian

Pada 17 Juli 2025, Sofian mengeluarkan surat resmi yang menyatakan mencabut pernyataannya, meminta wawancara ditarik dari YouTube.

Surat itu juga memuat permohonan maaf kepada Rektor saat ini, Prof. Ova Emilia, serta kepada warga UGM. Dia menegaskan bahwa sudah mengikuti data internal UGM dan berharap hubungan dengan universitas kembali normal.

Dengan surat tersebut, ia bermaksud menghentikan polemik dan meminimalkan dampak reputasi yang lebih luas.

Dampak Sosial-Politik & Reputasi Akademik

Menjaga nama baik UGM

Penyebaran isu kontroversi semacam ini dapat merusak kredibilitas UGM. Sofian sendiri mengakui bahwa berlarutnya isu bisa berdampak negatif bagi civitas akademika.

Pengaruh terhadap publik dan politik

Isu ijazah Jokowi sudah berlangsung sejak lama dan memantik polarisasi politik. Pernyataan Sofian jadi pemicu baru yang langsung viral, memicu kritik di media serta tuduhan hoax maupun fitnah.

Dengan menarik ucapannya, Sofian meredam tensi dan menunjukkan sikap hati-hati dalam menyikapi rumor yang belum terverifikasi.

Pelajaran bagi akademisi dan media

Kasus ini mengingatkan pentingnya verifikasi sebelum memberi komentar publik. Bagi akademisi, terutama yang pernah menjabat sebagai pemimpin perguruan tinggi, kredibilitas sangat rentan terguncang jika berbicara tanpa data jelas.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %