Puluhan Orang Berjubah Putih Gelar Ritual di Gunung Lawu, Disparpora Karanganyar: Jangan Diulang!

Serba Serbi Viral
0 0
Read Time:2 Minute, 42 Second

bukaportal.com – berjubah putih yang tampak mengelilingi tugu Hargo Dumilah sambil berdoa. Ritus ini dilakukan dalam momen bulan Suro, dan memicu respons tegas dari Disparpora Karanganyar: jangan sampai kegiatan seperti ini terulang. Yuk kita kupas fakta, respons otoritas, dan prospek budaya spiritual di kawasan ini secara mendalam.

Kronologi Video Viral dan Rombongan Putih

Pertama kali video viral diunggah pada Jumat, 11 Juli 2025, oleh akun TikTok @adtyaaidrt dan @nangdprtma. Tampak puluhan orang berpakaian putih—jubah, mukena, sorban—berdiri dan mengelilingi tugu Hargo Dumilah di puncak Gunung Lawu .

Rombongan diperkirakan mendaki via jalur Cemoro Sewu pada Kamis, 10 Juli, dan menginap satu malam sebelum ritual berlangsung Jumat pagi sekitar pukul 09.30–12.30. Detail ini dikonfirmasi oleh Kapolres Magetan AKBP Erik dan pihak pengelola KPH Lawu Selatan.

Video ini langsung menuai reaksi beragam: netizen menduga ritual mistis atau bentuk aliran sesat, sementara sebagian lain bersikap kagum dan penasaran.

Klarifikasi Polisi dan Perhutani – Bukan Aliran Sesat

Polres Magetan dan Perhutani segera merespons:

  • Kapolres Erik menegaskan bahwa kegiatan ini memang ritual bulan Suro dan berasal dari komunitas NU Purwodadi. Dipastikan bukan praktik aliran sesat.

  • Pihak Perhutani menyebut kegiatan merupakan ziarah tahunan sekitar 14 tahun yang dilakukan dengan doa, tawasul, dan Salat Jumat di puncak. Peserta mengenakan pakaian putih saat ritual di puncak, bukan sepanjang pendakian.

Rombongan ini diketahui terorganisir: berasal dari Desa Sambunggangi, Purwodadi, dan menggunakan jalur Cemoro Sewu.

Makna Budaya Ritual Suro di Gunung Lawu

Gunung Lawu punya nilai spiritual dan sejarah kejawen yang mendalam. Lagu-lagu ritual bulan Suro di puncak mencerminkan penghormatan terhadap leluhur—seperti Sunan Lawu atau Parwatarajadewa sesuai tradisi lokal.

Tradisi seperti ini umumnya disertai tawasul dan salat Jumat, dilakukan dalam suasana aman dan tidak menimbulkan gangguan. Kegiatan dianggap wajar jika berjalan tertib dan menghormati lingkungan.

Namun keseragaman pakaian putih membuat kegiatan terasa berbeda dan menarik perhatian luas—meski secara subtansi masih dalam koridor ziarah NU.

Respons Disparpora Karanganyar – Larangan Agar Tak Diulang

Disparpora Karanganyar melalui pengelola lapangan Cemoro Sewu menyatakan: kegiatan ini sebaiknya tidak dilakukan kembali tanpa izin. Alasannya:

  1. Pengelolaan pendakian harus netral dan tidak menjadi ajang ritual terorganisir.

  2. Keselamatan dan keamanan pendaki lain bisa terganggu karena suasana ramai dan ritual religius di jalur publik.

  3. Ilegalitas penggunaan lahan publik untuk kegiatan tertutup tanpa koordinasi.

Kebijakan sebelumnya tentang sewa selendang oleh LMDH juga dibatalkan setelah evaluasi tahun lalu—menunjukkan sikap serius Pemkab Karanganyar dalam pengelolaan Gunung Lawu.

Potensi Krisis dan Peluang Edukasi

Meskipun kegiatan ini informal dan bersifat religius, dapat menimbulkan kesalahpahaman sosial jika viral tanpa klarifikasi. Mistifikasi dan tuduhan sesat bisa muncul, mengancam reputasi NU dan Gunung Lawu.

Namun kejadian ini juga menjadi peluang:

  • Edukasi publik: Diskusi soal ritual spiritual di alam bebas bisa membuka dialog budaya dan agama.

  • Penataan kawasan: meningkatkan SOP pendakian untuk kontrol kelompok yang hendak melakukan aktivitas ritual.

  • Kolaborasi NU, Perhutani, Disparpora: membentuk sistem izin ritual damai dan menjaga keseimbangan antara tradisi dan konservasi alam.

Ziarah Suro di Lawu: Antara Tradisi dan Regulasi

Ritus berjubah putih tersebut bukan sekadar video viral—itu wujud tradisi spiritual dan keagamaan yang telah berjalan lama. Meski bernilai budaya, kegiatan ini perlu dikontrol dan difasilitasi secara resmi, agar tidak menimbulkan kontroversi atau gangguan.

Regulasi dan edukasi bersama antara pemerintah, NU, dan masyarakat pendaki jadi kunci agar Gunung Lawu tetap menjadi destinasi spiritual sekaligus alam yang aman untuk semua.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %