bukaportal.com – Pada momen spesial peringatan Hari Bastille di Paris tanggal 14 Juli 2025, Presiden Prabowo Subianto hadir sebagai tamu kehormatan undangan langsung Presiden Prancis Emmanuel Macron, bahkan duduk berdampingan dalam parade militer bersejarah itu. Kehadiran Prabowo di samping Macron melambangkan pengakuan dan kerjasama strategis antara kedua negara—Indonesia dan Prancis—dalam isu pertahanan, geopolitik, dan diplomasi modern.
Undangan dan Kehormatan di Panggung Internasional
Presiden Macron secara resmi mengundang Prabowo sebagai tamu kehormatan Bastille Day, menandai momentum diplomatik penting. Undangan ini disampaikan saat Macron berkunjung ke Jakarta pada 28 Mei 2025, dan Prabowo menegaskan rasa terima kasihnya karena kini duduk di podium resmi—berbeda dengan pengalaman sebelumnya saat ia hanya menonton dari pinggir jalan.
Kehadiran Prabowo diperkuat dengan keikutsertaan Kontingen Patriot Indonesia II, sebanyak 450–500 personel TNI/Polri, taruna, dan taruni dalam defile militer yang dipimpin langsung oleh Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.
Setiba di Paris (13 Juli), Prabowo disambut pejabat tinggi Prancis—Mendagri Retailleau, Duta Besar Penone, serta atase pertahanan—dan ditempatkan di jajaran kehormatan jajar pasukan pada apron bandara Orly.
Momen Diplomatik: Duduk di Samping Presiden Macron
Menjadi tamu kehormatan berarti Prabowo mendapatkan tempat istimewa dalam parade di Champs-Élysées—duduk sejajar dengan Presiden Macron dan para pemimpin negara lain. Posisi duduk ini tak hanya simbolis, tetapi juga menunjukkan hubungan bilateral yang semakin erat antara Indonesia dan Prancis.
Momen ini pun mencuri perhatian media internasional. AP News menyoroti Bastille Day tahun ini diwarnai kehadiran Indonesia sebagai negara tamu kehormatan, termasuk parade militer dan atraksi udara yang semakin menguatkan hubungan strategis kedua negara.
Posisi duduk yang strategis sekaligus membuat Prabowo bisa menawarkan diplomasi visual yang kuat—menunjukkan kemitraan dalam isu pertahanan, ekonomi, hingga energi, termasuk sinyal pembelian alutsista seperti jet tempur Rafale.
Arti Strategis Kehadiran Presiden RI di Bastille Day
Kehadiran tamu kehormatan Indonesia dalam parade Bastille Day bukan sekadar kehormatan seremonial, tapi juga sinyal diplomasi aktif dan strategis. Menhan Sjafrie menekankan bahwa partisipasi Indonesia menunjukkan bahwa negara kita kini “diperhitungkan dunia” dalam ranah global.
Selain simbol diplomasi politik, momentum ini juga jadi ajang soft power budaya: didirikannya gala dinner kenegaraan yang dihadiri Macron dan Brigitte, menghadirkan hidangan Indonesia dan menampilkan seni budaya Nusantara, memperlihatkan potensi kerja sama sektor industri kreatif dan pariwisata.
Secara keseluruhan, langkah ini memperteguh trust-building antara kedua negara: aliansi militer, kerjasama teknologi dan energi, sekaligus mekanisme dialog strategis yang akan berlanjut ke pembicaraan di Borobudur dan Jakarta mendatang.
Korelasi Diplomasi & Alutsista: Potensi Kesepakatan
Bersamaan dengan parade, dibicarakan potensi kerjasama alutsista, termasuk rencana pembelian jet Rafale tambahan dan kemungkinan penguatan militer melalui kapal induk Prancis. Media Prancis menyebut pentingnya momentum ini untuk mencatat kesepakatan strategis.
Menteri Pertahanan mencatat pembelian ini telah dalam proses pembicaraan, dan kehadiran kontingen Indonesia menunjukkan kesiapan diplomasi pertahanan lintas negara.
Kerja sama juga meluas ke latihan militer bersama (Carrier Strike Group, pertukaran intelijen, dan pendidikan militer)—semuanya dibahas dalam diskusi bilateral kedua pemimpin pasca parade Bastille Day.
Diplomasi Visual Prabowo di Samping Macron
Singkatnya, Prabowo tamu kehormatan Bastille Day dan duduk di samping Macron membawa pesan strategis: Indonesia kini duduk sejajar di panggung global, dihormati dan diperhitungkan dalam berbagai domain.
Momen visual ini bukan hanya pemanis, melainkan bagian dari strategi diplomasi proaktif, memperkuat kemitraan, dan membuka peluang di bidang pertahanan, teknologi, serta budaya. Semoga langkah ini menjadi awal sinergi konkret yang berkelanjutan untuk kemajuan kedua bangsa.