Self-Care Movement 2025: Gaya Hidup Baru Generasi Z
Di tahun 2025, self-care movement menjadi salah satu tren gaya hidup paling menonjol di Indonesia. Topik ini naik daun di Google Trends Indonesia pada 4 September 2025, dipicu oleh meningkatnya tekanan sosial-politik, ekonomi yang tidak menentu, dan budaya digital yang serba cepat.
Generasi Z, yang kini mendominasi populasi muda Indonesia, menjadikan self-care bukan sekadar aktivitas, melainkan filosofi hidup. Mulai dari rutinitas olahraga, meditasi, skincare, hingga digital detox, semua masuk ke dalam praktik self-care. Tren ini semakin kuat karena didukung influencer, brand lifestyle, hingga aplikasi kesehatan mental.
◆ Latar Belakang Munculnya Self-Care Movement
Self-care sebenarnya bukan hal baru. Sejak era 1980-an, konsep perawatan diri sudah populer di dunia Barat. Namun di Indonesia, self-care baru benar-benar melejit setelah pandemi COVID-19.
Setelah pandemi, banyak orang menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik. Ditambah lagi, kondisi politik 2025 yang panas (demo mahasiswa, isu DPR, hingga reformasi TNI) membuat anak muda mencari cara untuk tetap waras di tengah kekacauan. Di sinilah self-care movement 2025 menemukan momentumnya.
◆ Bentuk-Bentuk Self-Care Lifestyle di Indonesia
Self-care kini hadir dalam berbagai bentuk nyata dalam keseharian anak muda Indonesia.
Kesehatan Mental
Meditasi, journaling, dan konsultasi dengan psikolog online semakin populer. Banyak aplikasi lokal menawarkan layanan curhat dengan psikolog secara lebih terjangkau.
Olahraga dan Aktivitas Fisik
Yoga, pilates, lari pagi, hingga gym menjadi pilihan utama. Bahkan, muncul tren baru “silent workout” di mana peserta berolahraga sambil mendengarkan musik lewat headphone.
Skincare dan Perawatan Tubuh
Self-care juga identik dengan ritual skincare. Produk lokal makin diminati, dengan fokus pada bahan natural dan ramah lingkungan.
Digital Detox
Banyak anak muda memilih keluar sejenak dari media sosial. Ada yang libur seminggu dari TikTok, ada juga yang membatasi screen time. Fenomena ini menjadi bentuk self-care digital yang sangat relevan di era 2025.
◆ Dampak Sosial dari Self-Care Movement 2025
Self-care bukan hanya soal individu, tetapi juga punya dampak sosial yang luas.
-
Normalisasi Diskusi Kesehatan Mental
Topik seperti depresi, burnout, dan anxiety kini lebih terbuka dibicarakan. Hal ini mengurangi stigma terhadap orang yang mencari bantuan psikolog. -
Industri Lifestyle Berkembang
Brand kecantikan, gym, kafe, hingga travel memanfaatkan tren ini. Banyak yang menawarkan paket “healing” atau “self-care weekend.” -
Komunitas Baru
Muncul komunitas online yang fokus pada self-care, dari meditasi bareng hingga sharing session tentang kesehatan mental.
◆ Peran Media Sosial dalam Self-Care Movement
Ironisnya, meski digital detox jadi bagian dari self-care, media sosial justru menjadi mesin utama penyebaran tren ini.
-
TikTok: penuh dengan video tips self-care singkat dan relatable.
-
Instagram: menampilkan foto estetik skincare routine, yoga, hingga journaling.
-
YouTube: menghadirkan vlog self-care weekend dan meditasi guided.
Influencer berperan besar dalam mempopulerkan self-care. Mereka tidak lagi hanya membicarakan fashion atau makeup, tapi juga isu kesehatan mental.
◆ Kritik terhadap Self-Care Movement
Meski positif, self-care movement juga menuai kritik:
-
Komersialisasi Berlebihan
Banyak brand memanfaatkan tren ini untuk menjual produk dengan label “self-care,” meski tidak semua relevan. -
Elitis
Beberapa praktik self-care seperti retreat atau produk skincare premium dianggap hanya bisa diakses kalangan menengah ke atas. -
Individualistik
Ada yang menilai tren ini terlalu fokus pada diri sendiri dan mengabaikan tanggung jawab sosial.
Namun, sebagian besar masyarakat tetap melihat self-care sebagai langkah penting untuk menjaga keseimbangan hidup.
◆ Masa Depan Self-Care Movement di Indonesia
Melihat tren yang terus berkembang, self-care diprediksi akan semakin melekat dalam gaya hidup anak muda Indonesia.
-
Integrasi Teknologi: Aplikasi self-care akan semakin canggih dengan fitur AI untuk personalisasi.
-
Kolaborasi Industri: Brand makanan sehat, kecantikan, dan teknologi akan terus berkolaborasi.
-
Pendidikan: Isu self-care akan masuk ke kurikulum sekolah sebagai bagian dari edukasi kesehatan mental.
-
Self-Care Kolektif: Konsep baru di mana komunitas melakukan self-care bersama, bukan hanya individu.
Kesimpulan: Self-Care Bukan Lagi Tren Sesaat
Self-care movement 2025 adalah bukti bahwa generasi muda Indonesia semakin sadar pentingnya kesehatan mental dan fisik. Dari skincare hingga digital detox, semua menjadi bagian dari upaya menjaga diri tetap sehat di tengah dunia yang penuh tekanan.
Penutup
Self-care bukan sekadar gaya hidup, tapi kebutuhan. Selama dilakukan dengan bijak, self-care bisa menjadi jembatan menuju hidup lebih seimbang, produktif, dan bahagia.