Latar Belakang Keputusan Kontroversial
Pada Agustus 2025, dunia dikejutkan dengan langkah kontroversial Amerika Serikat yang secara resmi keluar dari World Health Organization (WHO) dan Paris Agreement on Climate Change. Keputusan ini diumumkan oleh Presiden Donald Trump dalam pidato kenegaraan yang disiarkan langsung ke seluruh dunia.
Trump berargumen bahwa WHO dianggap tidak efektif dalam menangani pandemi global sebelumnya, serta terlalu bias pada kepentingan negara tertentu. Sementara itu, Paris Agreement dianggap membebani ekonomi Amerika karena mengharuskan pengurangan emisi yang dinilai “tidak realistis”.
Keputusan ini segera menimbulkan kehebohan internasional. Banyak negara, terutama sekutu tradisional AS di Eropa, menyatakan kekecewaan mendalam. Mereka menilai langkah AS sebagai kemunduran dalam upaya global melawan perubahan iklim dan menjaga kesehatan dunia.
Dampak terhadap Kesehatan Global
Keluar dari WHO berarti AS tidak lagi terikat dengan kebijakan kesehatan internasional. Padahal, AS selama ini menjadi salah satu donor terbesar bagi WHO dengan kontribusi ratusan juta dolar setiap tahun.
Konsekuensinya:
-
Pendanaan WHO terancam berkurang drastis. Hal ini bisa memengaruhi program vaksinasi global, riset penyakit menular, hingga distribusi obat ke negara berkembang.
-
Kerja sama penanganan pandemi terhambat. Tanpa keterlibatan AS, koordinasi dalam menghadapi ancaman penyakit baru bisa terganggu.
-
Kekosongan kepemimpinan global. AS selama ini menjadi motor dalam diplomasi kesehatan internasional. Keluar dari WHO menciptakan kekosongan yang bisa diisi oleh kekuatan lain seperti Tiongkok atau Uni Eropa.
Langkah ini memicu kekhawatiran akan melemahnya sistem kesehatan global yang seharusnya bersifat kolektif.
Dampak terhadap Perubahan Iklim
Paris Agreement adalah perjanjian global yang ditandatangani lebih dari 190 negara untuk membatasi kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celsius. Dengan keluarnya AS, tantangan melawan krisis iklim menjadi semakin besar.
Dampaknya antara lain:
-
Peningkatan emisi global. AS adalah salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di dunia. Tanpa komitmen mereka, target pengurangan emisi menjadi lebih sulit tercapai.
-
Efek domino. Keputusan AS bisa menjadi preseden buruk bagi negara lain untuk juga keluar atau mengendurkan komitmen iklim mereka.
-
Investasi energi terbarukan menurun. Banyak perusahaan AS yang sebelumnya mendapat dukungan pemerintah untuk beralih ke energi hijau kini terancam kehilangan insentif.
Organisasi lingkungan menilai langkah ini sebagai pukulan besar bagi masa depan bumi.
Respon Dunia Internasional
Langkah AS mendapat kecaman luas:
-
Uni Eropa menegaskan akan tetap berkomitmen pada Paris Agreement, bahkan menawarkan bantuan tambahan untuk WHO.
-
Tiongkok melihat peluang untuk mengambil alih peran kepemimpinan global dalam isu iklim dan kesehatan.
-
Negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada bantuan WHO merasa cemas karena khawatir program kesehatan mereka akan terganggu.
Namun, ada juga beberapa negara yang mendukung langkah AS, terutama mereka yang juga skeptis terhadap perjanjian iklim. Mereka berpendapat bahwa kebijakan tersebut memang memberatkan perekonomian domestik.
Dampak Politik Domestik di AS
Di dalam negeri, keputusan Trump menuai pro dan kontra.
-
Pendukung Trump menilai langkah ini tepat karena menegaskan kedaulatan AS dan menghindari “ketergantungan pada organisasi global yang tidak transparan”.
-
Oposisi mengkritik keras, menilai bahwa keputusan ini mengisolasi AS dari komunitas internasional dan merugikan rakyat sendiri.
Selain itu, sejumlah negara bagian seperti California dan New York berjanji tetap berkomitmen pada target Paris Agreement meskipun pemerintah federal keluar. Hal ini menciptakan dinamika politik yang unik antara pemerintah pusat dan daerah.
Geopolitik Baru: Kekosongan yang Diisi Tiongkok
Salah satu dampak terbesar dari keluarnya AS adalah pergeseran geopolitik global. Tiongkok, yang selama ini agresif dalam diplomasi iklim dan kesehatan, diprediksi akan mengambil alih peran kepemimpinan.
Jika hal ini terjadi, keseimbangan kekuatan global akan berubah. AS mungkin kehilangan pengaruh dalam forum internasional, sementara Tiongkok semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama di panggung dunia.
Kesimpulan: Keputusan yang Mengubah Dunia
Keluarnya AS dari WHO dan Paris Agreement 2025 adalah momen bersejarah yang bisa mengubah arah geopolitik dunia. Dari sisi kesehatan, langkah ini melemahkan solidaritas global melawan pandemi dan penyakit menular. Dari sisi iklim, hal ini mengancam target pengurangan emisi global.
Bagi politik internasional, keputusan ini menandai pergeseran kekuatan dari Barat ke Timur, dengan Tiongkok berpotensi mengambil alih peran kepemimpinan global.
Ke depan, dunia harus mencari cara untuk tetap menjaga kerja sama internasional, meski tanpa keterlibatan penuh dari Amerika Serikat.
Referensi: