bukaportal.com – Pada Minggu (13 Juli 2025) malam di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Port FC dari Thailand berhasil menorehkan sejarah dengan merengkuh gelar juara Piala Presiden 2025 setelah mengalahkan Oxford United dengan skor 2–1.
Laga final ini bukan sekadar pertandingan, tapi simbol eksperimen internasional sukses: untuk pertama kalinya dua tim asing bertarung di partai puncak, dan juara akhirnya dikuasai oleh tim non-Indonesia.
Jalannya Pertandingan Final: Drama, Hujan, dan Kartu Merah
Sejak kickoff, Oxford United langsung tampil agresif. Baru menit ke‑7, mereka unggul lewat gol bunuh diri penuh ketenangan dari Thomas Mark Harris. Meski kembali dipimpin, Port FC tak menyerah.
Menjelang akhir babak pertama, Teerasak Poeiphimai menaklukkan kiper Oxford dengan sontekan tajam menit 43/45, menyamakan skor 1–1. Momentum ini langsung dibalas Port FC saat Brayan Perea menekan pertahanan lawan dan mencetak gol kedua di menit 48.
Namun drama belum selesai. Pada menit 53, Tanaboon Kesarat mendapat kartu merah setelah tekel keras, membuat Port FC bermain dengan 10 pemain.
Hujan deras menghentikan pertandingan sementara, lapangan sempat tergenang. Setelah kondisi membaik, laga kembali berlanjut, dan Port FC berhasil menjaga keunggulan hingga peluit akhir berbunyi.
Sejarah Baru: Juara Asing Pertama dan Format Internasional
Kemenangan ini jadi babak baru dalam sejarah Piala Presiden. Port FC resmi jadi tim luar negeri pertama juara sejak turnamen digelar pertama kali pada 2015. Bahkan, edisi 2025 ini menjadi final antar klub asing pertama yang mengundang kekaguman publik sepak bola Indonesia dan mancanegara.
Menurut media, format terbaru ini dirancang PSSI untuk meningkatkan kualitas persiapan klub-klub Liga 1 dan mengundang musuh berkualitas untuk menghadapi tantangan internasional.
Dengan trofi ini, Port FC membawa pulang hadiah sebesar Rp 5,5 miliar dan menorehkan capaian prestisius bagi liga Thailand.
Penampilan Individu: Bintang, Strategi, dan Mental Tangguh
Teerasak Poeiphimai jadi pahlawan comeback babak pertama. Golnya di menit krusial 44 membawa tim kembali ke jalur kemenangan.
Brayan Perea mencatatkan namanya dalam sejarah dengan gol cepat di menit 48, yang jadi satu-satunya gol penentu kemenangan . Keberhasilannya di babak kedua menunjukkan mental juang tinggi dari pemain Port FC.
Di sisi lain, Oxford United juga memberi perlawanan sengit. Mereka mendominasi lini tengah, namun gagal mengejar ketertinggalan saat bermain lawan 10 pemain. Gol awal oleh Mark Harris sempat membuat mereka diunggulkan.
Dampak Bagi Sepak Bola Asia Tenggara dan Piala Presiden
Kemenangan Port FC punya makna besar untuk sepak bola Asia Tenggara. Ini menunjukkan bahwa liga regional seperti Thai League memiliki daya saing tinggi. Format internasional Piala Presiden pun terbukti sukses—tak hanya memperkaya pengalaman klub lokal, tapi juga mendongkrak reputasi turnamen internasional.
Untuk Indonesia, langkah PSSI mengundang klub asing jadi ajang prakondisi ideal sebelum Liga 1 dimulai. Format ini memberikan benchmark kualitas dan menjadi motivasi bagi klub lokal untuk terus meningkatkan standar.
Port FC Bawa Sejarah dan Bukti Daya Saing Internasional
Kesimpulannya, Port FC juarai Piala Presiden 2025 bukan hanya soal angka di papan skor, tetapi simbol kebangkitan sepak bola Asia Tenggara. Tim asal Thailand ini membuktikan bahwa dengan strategi tajam, mental baja, dan determinasi tinggi, prestasi bisa dicapai walau dalam kondisi menantang—termasuk hujan dan kartu merah.
Bagi penggemar sepak bola Asia, kemenangan ini jadi inspirasi. Bagi Indonesia, ini mendorong semangat reformasi kompetisi, membuka peluang kolaborasi regional, dan menjadikan Piala Presiden semakin prestisius secara internasional.